Selasa, 04 Oktober 2016

Tatas titis tetes

wanita diidealkan memiliki sifat yang berorentasi pada nilai mikul dhuwur mendhem jero, tatas, titi-titis, dan tetes. Secara rinci jabaran nilai-nilai tersebut dijelaskan sebagai berikut.
1. Mikul Dhuwur Mendhem Jero

Konsep mikul dhuwur mendhem jero biasannya diartikan untuk men¬jujung derajat orang tua, meski sebenarnya dapat diperluas yaitu men¬junjung derajat suami dan keluarganya. Terhadap suami dan keluarga¬nya, wanita hendaknya bersikap mikul dhuwur (memikul tinggi-tinggi) nama baik dan kehormatan suami serta keluargannya dan mampu mendhem jero (mengubur dalam-dalam) keburukan maupun kekurangan yang terdapat dalam diri suami dan keluarganya. Perpaduan sikap ini sangat serasi jika terjadi pada diri seorang wanita, yang karenanya ia akan mampu menyimpan rapat-rapat rahasia, aib, kekurangan, dan keburukan yang terjadi pada suami atau keluarganya, serta mampu mengangkat nama baik atau kehormatan suami dan keluargannya. Sikap mikul dhuwur mendhem jero bukan sikap yang menunjukkan keangkuhan atau ke¬sombongan, melainkan sikap terpuji yang mampu memunculkan segala kebaikan suami dan keluargannya, serta di lain pihak mampu mengubur dalam-dalam segala keburukan atau kekurangan suami dan keluarganya. Membuka aib, rahasia, dan keburukan suaminya sendiri, sesungguhnya membuka segala aib, rahasia, dan keburukan yang terdapat pada dirinya sendiri. Sikap ini jelas-jelas menunjukkan ‘kualitas’ yang tidak baik dari seorang istri.

2. Tatas

Istilah tatas sangat dekat dengan pengertian putus, selesai, tuntas. Dalam pengertian yang lebih luas, tatas diartikan sebagai tindakan yang mrantasi gawé, yaitu menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan sempurna. Dalam konteks ini seorang wanita memilki sikap tegas, cukat, trengginas, dan trampil, yaitu bertindak cepat, bersemangat, dan memiliki keteram¬pilan yang memadai. Hal yang sama diutarakan oleh Sardono Wibakso bahwa tatas adalah mampu menyelesaikan masalah secara tuntas, tidak mindho-gawèni atau tidak ada pengulangan (wawancara, 5 Desember 2005).

3. Titi-Titis

Titi bermakna teliti, jeli, dan cermat. Ketelitian sesungguhnya sangat diperlukan dalam segala aktivitas atau kegiatan. Seseorang yang bersikap teliti, jeli, dan cermat dalam mengelola rumah tangganya akan ber¬pengaruh terhadap kedamaian dan ketenteraman dalam rumah tangga. Suami akan merasa bahagia jika rumah tangganya berjalan sukses sebagai akibat dari sikap seorang wanita yang teliti, jeli, dan cermat.
Titis bermakna tepat mengenai sasarannya. Artinya, wanita yang titis berarti dapat mengelola rumah tangganya dengan efektif dan efisien sesuai yang diharapkan. Untuk dapat bersikap titis ini diperlukan pe¬ngetahuan, ketabahan, keuletan, kesabaran, dan ketelitian. Seorang pemanah disebut titis jika busur anak panahnya senantiasa tepat mengenai sasaran. Hal ini diperlukan latihan serta pengetahuan yang mendalam tentang seluk-beluk ‘perpanahan’ serta harus ditekuninya dengan tabah, ulet, sabar, dan teliti. Hasil akhir yang diraihnya adalah gelar pemanah yang titis, di mana anak-anak panah yang dilepaskannya senantiasa tepat mengenai sasaran sesuai dengan yang diinginkan. Demikian halnya seorang istri yang bersikap titis akan sangat membantu suaminya yang secara bersama-sama menuju sasaran yang tepat dalam berumah tangga yang telah dicanangkan dan disepakati berdua.

4. Tetes

Istilah tetes sangat dekat dengan istilah netes, artinya menghasilkan. Makna mendalam dari pengertian tetes berkaitan erat dengan dua peran wanita, yakni sebagai penerus keturunan dan sebagai ekonom dalam rumah tangga. Seorang wanita yang subur akan memberikan keturunan yang sehat dan sempurna lahir–batin; sebagai ekonom yang mengendali¬kan kebutuhan rumah tangga harus dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi keluarganya. Misalnya mulai dari menyediakan makanan sampai dengan urusan yang paling signifikan yaitu membangun cita-cita keluarga yang sakinah, mawadah, warrohmah (bahagia dalam limpaham cinta dan kasih sayang serta dalam limpahan rahmat Tuhan Yang Maha Esa).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar